Warta Jatim, Sidoarjo - Rumah warga Siring Barat, Sidoarjo, Jawa Timur, rawan roboh. Setidaknya 200 rumah penduduk di empat RT di Siring Barat rawan roboh karena kian dalamnya subsident (penurunan tanah) akibat semburan lumpur Lapindo.
Hal itu ditegaskan Humas Badan Penanggulangan Lumpur Sidoarjo Ahmad Zulkarnaen di Surabaya, Senin (5/1). Menurut dia, dari data yang didapat, dari 200 rumah di Siring Barat itu, 25 rumah sudah retak-retak dan 175 rumah memperlihatkan pertanda yang sama.
Hal itu ditegaskan Humas Badan Penanggulangan Lumpur Sidoarjo Ahmad Zulkarnaen di Surabaya, Senin (5/1). Menurut dia, dari data yang didapat, dari 200 rumah di Siring Barat itu, 25 rumah sudah retak-retak dan 175 rumah memperlihatkan pertanda yang sama.
"Dari 200 rumah tersebut, sekitar 10% hingga 20% rusak parah dan 5% persen nyaris roboh. Saat ini memang sudah ada warga yang meninggalkan rumah, namun sekitar 95% warga masih memilih tinggal di Siring Barat," katanya.
Kemarin sekitar pukul 08.30 rumah Sulkan di Siring Barat roboh. Bangunan beberapa bagian rumah lain juga retak-retak selebar 20 cm. Rumah Sulkan sekitar 1 km dari pusat semburan lumpur Lapindo, namun tidak masuk dalam kawasan peta terdampak.
Zulkarnaen menuturkan, berdasarkan informasi geologi, kondisi wilayah Siring Barat memang agak parah, banyak semburan lumpur dan bangunan banyak rumah retak. Bahkan rekomendasi tim independen yang dibentuk Gubernur Jawa Timur juga menegaskan kawasan Siring Barat sudah tidak layak huni.
Kondisi rumah yang memprihatinkan tersebut sudah dilaporkan BPLS ke Dewan Pengarah di Jakarta. Rencananya Selasa (6/1) ini BPLS berangkat ke Jakarta untuk menemui Dewan Pengarah.
Zulkarnaen mengaku tidak dapat berbuat banyak, karena kawasan Siring Barat tidak masuk dalam peta terdampak lumpur Lapindo. "Sebenarnya kami ingin mereka juga mendapatkan hak yang sama dengan warga desa lainnya. Namun mau bagaimana lagi, penetapan daerah terdampak merupakan keputusan politik di Jakarta," ujarnya. (red)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar