Demikian simpulan Aliansi Jurnalis Independen Surabaya saat menggelar sosialisasi upah layak jurnalis Surabaya, di Surabaya, Minggu (4/1). Ketua AJI Surabaya Donny Maulana mengatakan, sikap para pemilik media yang tidak memberikan upah layak merupakan penyebab utama merebaknya kasus suap di kalangan wartawan. AJI mendesak pemilik media memberikan gaji layak kepada wartawan di Surabaya, minimal Rp 2,7 juta per bulan.
Angka gaji layak Rp 2,7 juta per bulan itu didapatkan AJI Surabaya melalui survei terhadap 30 wartawan yang bekerja di 25 media cetak, elektronik, dan online. "Setelah didapat angka tersebut, kami secepatnya melakukan sosialisasi kepada pemilik media agar sadar dan memberikan upah layak bagi jurnalis," ujar Donny.
Selain menyoal standarisasi gaji jurnalis, AJI Surabaya juga mendesak wartawan dan pemilik media membentuk serikat pekerja. Tujuannya untuk melakukan advokasi terhadap persoalan yang dihadapi wartawan, misalnya kasus kriminalisasi pers. "Masak kita kalah sama buruh? Mereka saja memiliki serikat pekerja yang mampu mengatasi persoalan terkait buruh. Bahkan, tidak sedikit di beberapa media, gaji wartawan kalah dibandingkan gaji buruh," katanya.
Donny berharap pemilik media mau memahami kondisi riil ini, sehingga tidak ada lagi kasus suap di kalangan wartawan. "Jika (kondisi ideal) ini terjadi, saya yakin berita dan informasi yang diberikan kepada masyarakat pasti akurat dan tidak ada permainan antara wartawan dan narasumber," ujarnya. (red)
Minggu, 04 Januari 2009
Gaji Layak Wartawan Surabaya Rp 2,7 Juta
Warta Jatim, Surabaya - Salah satu penyebab banyak wartawan terlibat suap atau menerima amplop adalah minimnya gaji. Penyebab utama hal tersebut adalah pemilik media yang tidak memberikan upah layak kepada wartawan.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar