Warta Jatim, Surabaya – Menjelang pengumuman hasil penghitungan suara dan penetapan Gubernur Jawa Timur oleh KPUD, 30 Januari mendatang, warga Kabupaten Bangkalan dan Sampang menyatakan pendapat. Ada yang optmistis berharap perubahan di Jatim, namun ada yang menyambut pesimistis.
Hasan, warga Bangkalan Kota, berharap gubernur baru lebih memperhatikan kesejahtaraan masyarakat Madura. Menurut dia, Pemerintah Provinsi Jatim selama ini melihat sebelah mata keberadaan masyarakat Madura.
Tingginya jumlah warga buta huruf di Pulau Madura membuktikan ketidakpedulian Pemprov Jatim terhadap masyarakat Madura. Padahal, menurut dia, Madura berpotensi dikembangkan menjadi tempat wisata. “Adanya tempat wisata, otomatis memajukan pola pikir masyarakat Madura yang selama ini hidup terisolasi,” ujar Hasan, Kamis (22/1).
Berbeda dari Hasan, seorang warga Kabupaten Sampang yang tinggal Bulak Banteng, Surabaya, Mat Muchtar, berpendapat siapa pun yang terpilih menjadi Gubernur Jatim tidak akan memperbaiki kondisi masyarakat Madura.
Menurut Muchtar, masyarakat Madura selama ini hanya dimanfaatkan untuk mendulang suara dalam pemilihan kepala daerah ataupun pemilu. “Saya mencatat, dari beberapa pemilihan yang digelar, semuanya tidak ada hasil yang signifikan untuk perubahan hidup masyarakat Madura. Masih banyak pengangguran dan masyarakat miskin di Madura.”
Muchtar mengaku tidak mencoblos ketika pemilihan suara ulang Pilgub Jatim di Sampang dan Bangkalan digelar 21 Januari lalu. Sebab, selain tidak menjagokan salah satu calon, Muchtar mengaku sibuk mengurusi bisnisnya, jual beli barang bekas. “Daripada saya keluar ongkos untuk pulang ke Madura dan menghasilkan pemimpin yang tidak baik, lebih baik saya bekerja untuk keluarga. Golput kan juga pilihan,” ujarnya. (red)
Hasan, warga Bangkalan Kota, berharap gubernur baru lebih memperhatikan kesejahtaraan masyarakat Madura. Menurut dia, Pemerintah Provinsi Jatim selama ini melihat sebelah mata keberadaan masyarakat Madura.
Tingginya jumlah warga buta huruf di Pulau Madura membuktikan ketidakpedulian Pemprov Jatim terhadap masyarakat Madura. Padahal, menurut dia, Madura berpotensi dikembangkan menjadi tempat wisata. “Adanya tempat wisata, otomatis memajukan pola pikir masyarakat Madura yang selama ini hidup terisolasi,” ujar Hasan, Kamis (22/1).
Berbeda dari Hasan, seorang warga Kabupaten Sampang yang tinggal Bulak Banteng, Surabaya, Mat Muchtar, berpendapat siapa pun yang terpilih menjadi Gubernur Jatim tidak akan memperbaiki kondisi masyarakat Madura.
Menurut Muchtar, masyarakat Madura selama ini hanya dimanfaatkan untuk mendulang suara dalam pemilihan kepala daerah ataupun pemilu. “Saya mencatat, dari beberapa pemilihan yang digelar, semuanya tidak ada hasil yang signifikan untuk perubahan hidup masyarakat Madura. Masih banyak pengangguran dan masyarakat miskin di Madura.”
Muchtar mengaku tidak mencoblos ketika pemilihan suara ulang Pilgub Jatim di Sampang dan Bangkalan digelar 21 Januari lalu. Sebab, selain tidak menjagokan salah satu calon, Muchtar mengaku sibuk mengurusi bisnisnya, jual beli barang bekas. “Daripada saya keluar ongkos untuk pulang ke Madura dan menghasilkan pemimpin yang tidak baik, lebih baik saya bekerja untuk keluarga. Golput kan juga pilihan,” ujarnya. (red)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar