Warta Jatim, Sidoarjo - Fatwa haram merokok yang dikeluarkan Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia dinilai membebani industri rokok di Jawa Timur. Sejumlah perusahaan rokok di Kabupaten Sidoarjo khawatir fatwa itu menurunkan pendapatan perusahaan.
Wakil Sekretaris Asosiasi Perusahaan Rokok Sidoarjo (Apersid) Amin Wahyu Hidayat mengatakan, fatwa haram merokok akan mempengaruhi keuntungan perusahaan rokok di Sidoarjo, terutama perusahaan berskala kecil. Menurunnya keuntungan perusahaan rokok akan berdampak pada pendapatan karyawan.
Dia khawatir kondisi itu memicu pemecatan besar-besaran karyawan perusaaan rokok. “Saya tidak dapat membayangkan bila hal itu terjadi. Buruh akan menganggur dan masyarakat kehilangan pendapatan,” ujar Amin, Rabu (28/1).
Amin meminta MUI mengkaji kembali fatwa tersebut, dengan memperhatikan dampak sosial yang mungkin terjadi. “Kalau nantinya berdampak pada perekonomian dan pendapatan masyarakat, apa MUI mau disalahkan?” katanya. (red)
Wakil Sekretaris Asosiasi Perusahaan Rokok Sidoarjo (Apersid) Amin Wahyu Hidayat mengatakan, fatwa haram merokok akan mempengaruhi keuntungan perusahaan rokok di Sidoarjo, terutama perusahaan berskala kecil. Menurunnya keuntungan perusahaan rokok akan berdampak pada pendapatan karyawan.
Dia khawatir kondisi itu memicu pemecatan besar-besaran karyawan perusaaan rokok. “Saya tidak dapat membayangkan bila hal itu terjadi. Buruh akan menganggur dan masyarakat kehilangan pendapatan,” ujar Amin, Rabu (28/1).
Amin meminta MUI mengkaji kembali fatwa tersebut, dengan memperhatikan dampak sosial yang mungkin terjadi. “Kalau nantinya berdampak pada perekonomian dan pendapatan masyarakat, apa MUI mau disalahkan?” katanya. (red)
Saya tidak menolak fatwa, juga tidak menolak rokok kalau diberi.
BalasHapushttp://opiniorangbiasa.blogpsot.com