Warta Jatim, Surabaya – Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama Jawa Timur, Senin (19/1), mengeluarkan fatwa melarang warga NU Jatim pergi berjihad ke Palestina.
Sekretaris Bahtsul Masail PWNU Jatim KH Imam Suhadak mengatakan, pengertian jihad selama ini telah diartikan sempit oleh beberapa kalangan. Dia meminta warga NU Jatim berjihad dengan menyumbangkan harta.
“Kita tidak menyalahkan cara pandang mereka. NU punya sikap berbeda dengan mereka. Jika kami menginstruksikan mengirim sukarelawan ke Jalur Gaza, apa itu nggak bunuh diri? Israel menggunakan rudal. Kita, apa yang bisa digunakan?” ujar Imam Suhadak.
Serangan militer Israel ke permukiman warga Palestina di Jalur Gaza hingga hari ini menewaskan sekitar 1.300 orang dan melukai 5.617 orang. Militer Israel diperkirakan melakukan lebih dari 2.300 serangan udara ke wilayah Jalur Gaza sejak 27 Desember 2008 (rata-rata 128 serangan per hari).
Krisis kemanusiaan itu memicu aksi solidaritas di sejumlah kota, termasuk Surabaya. Hari ini seratusan mahasisiswa Badan Eksekutif Mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember dan Forum Silaturahmi Lembaga Dakwah Kampus Surabaya Raya berunjuk rasa menolak penyerangan Israel ke Palestina.
Dalam unjuk rasa serentak yang digelar di depan gedung Grahadi, perempatan RCTI di Jalan Kertajaya, perempatan Bratang, dan Jalan Gubeng, Surabaya, para pengunjuk rasa menggalang dana dan menyerukan kepedulian pada penderitaan rakyat Palestina.
Koordinator aksi Aryanto mengatakan, dana yang terkumpul akan dikirim ke Palestina melalui Komite Nasional untuk Rakyat Palestina. Dia menyatakan, tragedi kemanusiaan di Jalur Gaza adalah masalah global yang perlu mendapatkan perhatian masyarakat. “Kita melihat kekejaman di Palestina bukan dari sudut sempit, namun dari rasa kemanusiaan yang ada pada diri kami,” ujar Aryanto.(red)
Sekretaris Bahtsul Masail PWNU Jatim KH Imam Suhadak mengatakan, pengertian jihad selama ini telah diartikan sempit oleh beberapa kalangan. Dia meminta warga NU Jatim berjihad dengan menyumbangkan harta.
“Kita tidak menyalahkan cara pandang mereka. NU punya sikap berbeda dengan mereka. Jika kami menginstruksikan mengirim sukarelawan ke Jalur Gaza, apa itu nggak bunuh diri? Israel menggunakan rudal. Kita, apa yang bisa digunakan?” ujar Imam Suhadak.
Serangan militer Israel ke permukiman warga Palestina di Jalur Gaza hingga hari ini menewaskan sekitar 1.300 orang dan melukai 5.617 orang. Militer Israel diperkirakan melakukan lebih dari 2.300 serangan udara ke wilayah Jalur Gaza sejak 27 Desember 2008 (rata-rata 128 serangan per hari).
Krisis kemanusiaan itu memicu aksi solidaritas di sejumlah kota, termasuk Surabaya. Hari ini seratusan mahasisiswa Badan Eksekutif Mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember dan Forum Silaturahmi Lembaga Dakwah Kampus Surabaya Raya berunjuk rasa menolak penyerangan Israel ke Palestina.
Dalam unjuk rasa serentak yang digelar di depan gedung Grahadi, perempatan RCTI di Jalan Kertajaya, perempatan Bratang, dan Jalan Gubeng, Surabaya, para pengunjuk rasa menggalang dana dan menyerukan kepedulian pada penderitaan rakyat Palestina.
Koordinator aksi Aryanto mengatakan, dana yang terkumpul akan dikirim ke Palestina melalui Komite Nasional untuk Rakyat Palestina. Dia menyatakan, tragedi kemanusiaan di Jalur Gaza adalah masalah global yang perlu mendapatkan perhatian masyarakat. “Kita melihat kekejaman di Palestina bukan dari sudut sempit, namun dari rasa kemanusiaan yang ada pada diri kami,” ujar Aryanto.(red)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar