Warta Jatim, Surabaya - Berdasarkan data Bank Dunia, Indonesia menempati peringkat ketiga dalam daftar penyebab climate change (perubahan iklim) setelah Amerika Serikat dan China. Penyumbang terbesar adalah pembakaran hutan, emisi gas buang dan lahan pertanian. Penyebaran terbesar terjadi di Sumatera dan Jawa.
Melihat data itu, Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Sri Woro B. Harijono membantahnya. Menurutnya, data yang dikeluarkan Bank Dunia merupakan data tahun 1997 yang dirilis di tahun 2007.
“Data yang dikeluarkan Bank Dunia sangat tidak adil. Seharusnya, data tersebut minimal tiga tahun sekali, bukan satu tahun saja,” ujar Sri Woro, saat menghadiri Japan Indonesia Workshop on Estuary and Climate Change di Surabaya, Senin (9/8).
Menurut Sri Woro, untuk mengukur indeks dan kualitas lingkungan, seharusnya badan PBB untuk lingkungan atau UNEP dan Bank Dunia, tidak pada saat badai El Nino saja. Kalau saja, dilakukan secara berkala, Sri Woro beranggapan hasilnya akan berbeda.
Terkait climate change, BMKG sudah melakukan kerjasama dengan instansi lainnya. Terutama dengan Dinas Pertanian, Kehutanan dan Kesehatan. Ia juga berharap agar masyarakat bisa berperilaku sehat, dengan membuang sampah tidak di sembarang tempat, dan melakukan pembakaran sampah.
“Kewenangan BMKG hanya memberikan rekomendasi kepada instansi-instansi terkait. Sedangkan proses eksekusi dan pelaksanaan, adalah merupakan wewenang masing-masing instansi,” pungkas Sri Woro. (red)
Melihat data itu, Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Sri Woro B. Harijono membantahnya. Menurutnya, data yang dikeluarkan Bank Dunia merupakan data tahun 1997 yang dirilis di tahun 2007.
“Data yang dikeluarkan Bank Dunia sangat tidak adil. Seharusnya, data tersebut minimal tiga tahun sekali, bukan satu tahun saja,” ujar Sri Woro, saat menghadiri Japan Indonesia Workshop on Estuary and Climate Change di Surabaya, Senin (9/8).
Menurut Sri Woro, untuk mengukur indeks dan kualitas lingkungan, seharusnya badan PBB untuk lingkungan atau UNEP dan Bank Dunia, tidak pada saat badai El Nino saja. Kalau saja, dilakukan secara berkala, Sri Woro beranggapan hasilnya akan berbeda.
Terkait climate change, BMKG sudah melakukan kerjasama dengan instansi lainnya. Terutama dengan Dinas Pertanian, Kehutanan dan Kesehatan. Ia juga berharap agar masyarakat bisa berperilaku sehat, dengan membuang sampah tidak di sembarang tempat, dan melakukan pembakaran sampah.
“Kewenangan BMKG hanya memberikan rekomendasi kepada instansi-instansi terkait. Sedangkan proses eksekusi dan pelaksanaan, adalah merupakan wewenang masing-masing instansi,” pungkas Sri Woro. (red)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar